Meningkatkan Kualitas Ibadah di Awal Ramadhan
Martapura, 10 Maret 2025 – Meningkatkan kualitas ibadah di awal Ramadhan menjadi fokus utama dalam Kuliah Subuh yang disampaikan oleh Ust. Muhammad Hayaturrahman, M.Pd. Beliau mengangkat tema “Meningkatkan Kualitas Ibadah di Awal Ramadhan” untuk mengajak umat Muslim memanfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya.
Dalam ceramahnya, Ust. Hayat mengibaratkan bulan Ramadhan sebagai ketua kelas dalam sebuah organisasi. Jika diumpamakan dalam konteks kenabian, maka Ramadhan adalah penghulunya para nabi. Pernyataan ini menekankan betapa pentingnya bulan ini dalam memperbaiki ketaqwaan dan keimanan serta memperbaiki kualitas ibadah.
Lailatul Qadar: Malam Kemuliaan dalam Ramadhan
Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan adalah turunnya Al-Qur’an dari Lauhil Mahfuz ke Baitul Izzah, yang kemudian dikenal sebagai malam Lailatul Qadar. Lailatul Qadar memiliki keutamaan luar biasa, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa malam ini lebih baik dari seribu bulan. Jika dikonversikan, ibadah yang dilakukan pada malam tersebut setara dengan 83 tahun beribadah.
Umur manusia rata-rata hanya sekitar 63 tahun. Oleh karena itu, kesempatan meraih Lailatul Qadar menjadi momen yang sangat berharga untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Baca Juga:
Pentingnya Menjaga PandanganMengatasi Rasa Lapar dan Dahaga dengan Kesabaran
Meningkatkan Kualitas Ibadah dengan Meneladani Rasulullah dalam Ibadah
Ust. Hayat juga mengingatkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW adalah suri teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam beribadah. Hal ini diperkuat dengan firman Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat 21:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Keteladanan Rasulullah dalam meningkatkan kualitas ibadah tidak hanya diakui oleh umat Islam, tetapi juga oleh ilmuwan dan sejarawan dunia. Michael H. Hart, dalam bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah, menempatkan Nabi Muhammad SAW di urutan pertama. Alasan utama Michael H. Hart adalah karena beliau tidak hanya pemimpin agama, tetapi juga pemimpin sekuler yang membawa perubahan besar dalam peradaban manusia.
Kedekatan dengan Al-Qur’an Meningkatkan Kualitas Ibadah
Ust. Hayat menekankan bahwa kedekatan seseorang dengan Al-Qur’an dapat membawa dampak besar dalam kehidupannya. Contohnya adalah Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang dikenal sebagai pemimpin adil dan saleh. Beliau adalah seorang hafiz Al-Qur’an dan selalu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam pemerintahannya.
Ketika pertama kali diangkat sebagai khalifah, Umar bin Abdul Aziz menjual kereta, karpet, dan singgasananya, lalu menyerahkan uangnya ke Baitul Mal. Keputusan ini menunjukkan kepeduliannya terhadap kepentingan umat daripada kepentingan pribadi. Selama hanya dua tahun memerintah, ia berhasil membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya, yang menunjukkan bahwa pemimpin yang berpegang teguh pada Al-Qur’an akan membawa keberkahan bagi banyak orang.
Kesimpulan: Mendekatkan Diri dengan Al-Qur’an di Bulan Ramadhan
Dari ceramah Ust. Hayat, dapat disimpulkan bahwa meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan sangat penting untuk meraih keberkahan, terutama dengan memanfaatkan malam Lailatul Qadar dan meneladani kehidupan Rasulullah. Kedekatan dengan Al-Qur’an akan membawa manfaat luar biasa, baik bagi individu maupun masyarakat.
Sebagai umat Muslim, mari kita jadikan Ramadhan ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, memperbaiki kualitas ibadah, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui bacaan dan pemahaman Al-Qur’an.