Literasi di Pondok Pesantren terus ditumbuhkan di Pondok Darul Hijrah dengan budaya membaca di Perpustakaan saat waktu istirahat pelajaran, nampak santri membaca sambil membawa makanan ringannya.

Literasi di Pondok Pesantren – Literasi di Perpustakaan Pondok Darul Hijrah Cindai Alus – Ponpes di Martapura – Martapura Kalsel

Please follow and like us:

Literasi di Pondok Pesantren Harus Ditanamkan Sejak Dini

Martapura, 23 Mei 2025Literasi di Pondok Pesantren menjadi isu penting di tengah rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Data menunjukkan hanya 0,001% penduduk yang memiliki kebiasaan membaca. Ironisnya, Indonesia adalah negara mayoritas Muslim, di mana wahyu pertama yang turun adalah Iqra’—yang artinya “bacalah”.

Situasi ini menggugah berbagai pihak untuk membangkitkan budaya membaca, terutama dari lingkungan pesantren. Pondok Darul Hijrah Cindai Alus di Martapura menjadi salah satu contoh pesantren yang aktif membangun budaya literasi santri melalui program-program perpustakaan.


Baca juga:

  1. Outing Class Seru Bersama STEMS Club ke Museum Lambung Mangkurat: Pengalaman Edukatif Santri Pondok Darul Hijrah
  2. Kegiatan Simulasi Robotika: Menginspirasi Generasi Masa Depan
  3. Mari Berkurban Idul Adha di Pondok Darul Hijrah Cindai Alus Martapura
  4. Penerimaan Santri Baru 2025

Santri Jadi Inspirator Literasi di Pondok Pesantren

Kesadaran akan pentingnya budaya membaca terus digaungkan oleh para pimpinan lembaga. Ust. Muhammad Hayaturrahman, M.Pd., Kepala SMP Darul Hijrah menegaskan:

“Santri Pondok Darul Hijrah Cindai Alus harus bisa menjadi pionir dalam membangun budaya membaca, karena mereka lebih dekat dengan Al-Qur’an yang dimulai dengan perintah membaca.”

Pernyataan ini menegaskan peran penting santri sebagai motor penggerak budaya literasi, mulai dari lingkungan mereka sendiri.


Perpustakaan Dorong Budaya Baca Santri

Budaya baca juga didukung oleh ketersediaan fasilitas, seperti perpustakaan pesantren. Ust. Mi’rajurrahman, M.Pd., Kepala SMA Darul Hijrah, menekankan bahwa perpustakaan harus menjadi ruang yang mampu menumbuhkan kebiasaan membaca dan menyatu dalam aktivitas santri sehari-hari.

Dalam refleksinya, beliau membagikan pengalaman pribadi yang sangat membekas saat mengunjungi sebuah sekolah di Australia:

“Saat itu saya berada di salah satu sekolah di Australia. Saya terharu ketika melihat bagaimana siswa-siswa di sana hidup dalam budaya membaca yang luar biasa. Di sekolah itu, setiap anak diwajibkan membaca sesuai usianya—jika usianya tujuh tahun, maka mereka membaca minimal tujuh halaman per hari. Bukan karena paksaan, tetapi karena kesadaran. Mereka menikmati membaca seolah itu adalah bagian dari napas keseharian mereka. Saya sempat bertanya dalam hati, ‘Mengapa semangat seperti ini tidak kita miliki di negeri yang kitab sucinya dimulai dengan perintah membaca?’”

Pengalaman tersebut menjadi cambuk motivasi bagi beliau untuk terus mendorong terciptanya budaya literasi yang kokoh di lingkungan pesantren, dengan harapan para santri Darul Hijrah juga mampu mencintai buku, sebagaimana mereka mencintai ilmu.


Literasi Perkuat Kemampuan Berpikir Santri

Ust. Achmad Riduansyah, S.Si., Kepala MTs Darul Hijrah, menilai bahwa perpustakaan juga harus mendorong penguatan literasi informasi dan keterampilan berpikir kritis. Selain menyediakan bahan bacaan, perpustakaan juga harus berperan sebagai pusat belajar yang mendukung akademik dan non-akademik.

Dengan pendekatan tersebut, santri tidak hanya membaca untuk tugas, tetapi juga membaca karena kebutuhan dan minat pribadi.


Antusiasme Santri Jadi Tolak Ukur

Salah satu indikator kesuksesan literasi pesantren adalah tingginya antusiasme santri dalam mengakses perpustakaan. Ust. Dedy Hafidian, M.Pd., Kepala MA Darul Hijrah, menyampaikan:

“Kami bangga melihat antrian santri yang mengisi buku kunjungan dan memilih buku bacaan. Ini bukti tumbuhnya rasa penasaran intelektual yang penting untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis.”

Beliau berharap perpustakaan Darul Hijrah menjadi ruang yang nyaman dan menyenangkan, sekaligus edukatif dan rekreatif.


Literasi di Pesantren sebagai Pondasi Masa Depan Santri

Ust. H. Muhammad Luthfi, M.Pd., Kepala Pengajaran TMI Pondok Darul Hijrah mengungkapkan bahwa kegiatan literasi santri di perpustakaan merupakan indikator peminatan baca yang tumbuh dan berkembang. Menurutnya, aktivitas membaca mampu memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan pencarian informasi, dua hal penting dalam dunia modern.


Penutup: Santri Literat, Bangsa Bermartabat

Melalui penguatan literasi di pondok pesantren, Pondok Darul Hijrah tidak hanya membentuk santri yang berilmu, tetapi juga generasi yang berpikir kritis dan gemar membaca. Ini menjadi langkah strategis dalam menciptakan bangsa yang lebih cerdas dan beradab.

Literasi di Pondok Pesantren terus ditumbuhkan di Pondok Darul Hijrah dengan budaya membaca di Perpustakaan saat waktu istirahat pelajaran


Foto dengan kualitas resolusi lebih baik bisa klik tautan UNDUH
Please follow and like us:

1 thought on “Literasi di Pondok Pesantren – Literasi di Perpustakaan Pondok Darul Hijrah Cindai Alus – Ponpes di Martapura – Martapura Kalsel”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *