Pekan Ujian Bahasa Arab: Evaluasi Santri Berbasis Praktik
Martapura, 29 Mei 2025 – Pekan ujian bahasa Arab menjadi momen penting di Pondok Darul Hijrah Cindai Alus, khususnya dalam mengevaluasi keterampilan para santri. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bagian Bahasa OSDA sebagai bagian dari program peningkatan kualitas santri dalam komunikasi aktif. Selama satu pekan, santri mengikuti berbagai bentuk evaluasi untuk menguji penguasaan kosakata serta kelancaran berbicara. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan bahasa Arab santri serta menguatkan penguasaan kosakata harian dalam kehidupan pesantren.
Menariknya, ujian ini tidak hanya bersifat formal. Melalui pendekatan praktik, santri diuji secara langsung di lokasi-lokasi yang relevan seperti masjid, dapur umum, dan kamar. Hal ini bertujuan agar ujian bahasa Arab benar-benar merefleksikan pemahaman kontekstual, bukan sekadar hafalan semata.
Baca Juga:
Rangkaian Ujian: Bertahap dan Terstruktur
Dengan transisi yang terencana, rangkaian ujian bahasa Arab berlangsung dari 5 hingga 9 Mei 2025 yang lalu. Kelas 1 hingga 4 memulai dengan ujian kosakata harian (5 Mei), lalu berlanjut ke ujian muhadasah (percakapan) dan muhadarah (pidato) yang menekankan kemampuan berbicara(7-8 Mei). Sedangkan untuk kelas 5, fokus diarahkan pada ujian kosakata lanjutan dan diskusi kelompok yang menguji logika berpikir serta kefasihan berbicara (9 Mei).
Kerja sama antara pengurus Organisasi Santri Darul Hijrah (OSDA), pengurus rayon, dan para musyrif lughah memperkuat koordinasi kegiatan. Setiap tahap ujian dilaksanakan dengan pengawasan yang profesional, sehingga hasil evaluasi benar-benar mencerminkan kemampuan asli santri.
Penghargaan Santri Berprestasi: Apresiasi yang Memotivasi
Tak hanya sebagai ajang evaluasi, ujian bahasa Arab ini juga memberikan ruang apresiasi. Dua santri meraih penghargaan utama. Muhammad Nobel Aditya Rohmadi dari kelas 5 dinobatkan sebagai peraih nilai tertinggi untuk ujian kosakata dan diskusi, sementara Muhammad Kanda Abror Al Qurana dari kelas 4 mendapat gelar Santri Teladan Berbahasa atas konsistensinya dalam berbahasa Arab sehari-hari.
Transisi menuju puncak acara, santri yang menunjukkan dedikasi tinggi juga menerima penghargaan sebagai The Best Student in Language Improvement. Penghargaan ini tidak hanya sebagai bentuk apresiasi, tetapi juga sebagai dorongan agar semangat belajar santri terus meningkat secara konsisten.
Budaya Bahasa Arab: Pilar Pembentukan Karakter Santri
Kegiatan ujian bahasa Arab di Darul Hijrah tidak sekadar rutinitas akademik. Ia menjadi bagian dari komitmen pondok dalam membentuk budaya bahasa yang kuat. Bahasa Arab bukan hanya pelajaran, tapi jati diri yang terus dibangun dalam keseharian santri.
Kami berharap, kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang evaluasi, tetapi juga memantik semangat santri untuk *lebih sadar pentingnya hafalan kosakata, kemampuan berbicara, dan penggunaan bahasa Arab yang baik dan benar* dalam kehidupan sehari-hari,” ujar salah satu panitia kegiatan.
Kegiatan ini menunjukkan komitmen pondok dalam *menumbuhkan budaya bahasa* di lingkungan pesantren. Harapannya, santri mampu menjadi pribadi yang cakap berbahasa Arab sekaligus menjaga adab dan semangat belajar dalam setiap aktivitasnya.
Dengan dorongan kegiatan semacam ini, pondok berharap santri mampu menjadi pribadi yang komunikatif, santun, dan berakhlak. Evaluasi berkala dan penghargaan berperan besar dalam menumbuhkan kedisiplinan dan semangat belajar di lingkungan pesantren.
Foto dengan resolusi terbaik bisa klik tautan UNDUH