Yudisium Kenaikan Kelas 5 TMI: Menanti Hasil dengan Tegang dan Harap
Martapura, 1 Juli 2025 – Kenaikan kelas 5 menjadi fase krusial dalam perjalanan pendidikan para santri TMI Pondok Darul Hijrah Cindai Alus. Sejak pagi hari yang cerah, para santri kelas 5 tampak bergegas menuju aula pertemuan utama. Di sana, prosesi yudisium akan digelar. Wajah-wajah penuh harap dan cemas menghiasi langkah mereka. Momen ini sangat menentukan: apakah perjuangan selama satu tahun terakhir akan berbuah manis atau justru sebaliknya?
Kenaikan kelas 5 tidak hanya menjadi tolak ukur akademik, tetapi juga langkah awal menuju fase akhir di pondok. Saat nama-nama mulai dipanggil satu per satu, suasana berubah menjadi senyap. Para santri melangkah ke dalam aula dengan perasaan bercampur aduk. Mereka disambut langsung oleh para Pimpinan Pondok, Kepala Lembaga, serta Wali Kelas yang duduk di hadapan mereka. Tidak sedikit yang terlihat menunduk, menahan gugup, menanti nasib yang akan diumumkan lewat selembar kertas dalam amplop putih.
Baca Juga:
Momen Haru Saat Amplop Dibuka
Setelah seluruh santri duduk rapi, suasana menjadi lebih menegangkan ketika Pimpinan Pondok meminta mereka membuka amplop yang telah diberikan. Detik-detik itu menjadi titik klimaks dari seluruh proses kenaikan kelas 5. Dalam senyap, satu persatu mata mulai berbinar. Ekspresi lega, haru, bahkan tangis bahagia tak bisa ditahan. Sebagian saling memandang sahabat di sebelahnya, seolah ingin berbagi kemenangan kecil atas ujian berat yang telah dilalui.
Para santri yang dinyatakan naik kelas resmi menyandang status sebagai santri akhir TMI 2026. Gelar tersebut bukan sekadar predikat, namun juga amanah besar. Karena santri akhir adalah wajah utama pondok: menjadi contoh, menjadi panutan, serta menjadi cerminan kualitas pembinaan selama bertahun-tahun.
Pesan Kyai Penuh Makna
Dalam nasihatnya, Pimpinan Pondok menyampaikan bahwa hasil ini adalah batu loncatan, bukan akhir perjuangan. Beliau mengingatkan para santri untuk terus meningkatkan semangat belajar, memperbaiki akhlak, dan menjaga adab. Terlebih, sebagai santri akhir, mereka memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga marwah pondok. Tanggung jawab itu tidak ringan, karena setiap sikap dan tindakan mereka akan mencerminkan nama baik lembaga dan juga kualitas para santri lainnya.
Pimpinan Pondok juga menekankan bahwa menjadi santri akhir berarti harus mampu menginspirasi, menuntun adik-adik kelas, serta menjadi penyambung tradisi keilmuan dan kedisiplinan yang telah diwariskan. Dengan kenaikan kelas 5 ini, mereka ditantang untuk tidak hanya lebih pintar, tetapi juga lebih bijak dan dewasa dalam bersikap.
Foto lebih banyak dengan resolusi terbaik silahkan klik Unduh
ÂÂÂÂÂView this post on InstagramÂÂÂÂÂÂÂÂÂÂÂ
ÂÂÂÂÂView this post on InstagramÂÂÂÂÂÂÂÂÂÂÂ