Apel Tahunan: Jantung yang Berdetak untuk Tenacious Generation Al Jailul Azim

Apel tahunan di Pondok Pesantren Darul Hijrah pada tanggal 11 Agustus 2025 bukanlah sekadar barisan. Ia adalah manifestasi dari visi, sebuah perayaan atas dedikasi, dan sebuah upacara yang menandai dimulainya perjalanan bagi generasi baru. Setelah menilik video tersebut, opini saya semakin menguat bahwa acara ini adalah nadi yang memompa semangat, menjadi bukti nyata dari ucapan Bapak Pimpinan Pondok: bahwa pesantren ini adalah “kawah candradimuka” bagi para pemimpin masa depan.

Harmoni Disiplin dan Kebhinekaan

Lebih dari sekadar formalitas, apel tahunan ini adalah perpaduan harmonis antara kedisiplinan dan kebhinekaan. Momen ketika Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) mengibarkan Merah Putih dengan gagah adalah simbol dari komitmen sebagai santri yang berakhlak mulia sekaligus warga negara yang taat. Di sisi lain, pertunjukan-pertunjukan yang disajikan – mulai dari kompetisi marching band yang memukau, demo Pencak Silat yang tangkas, hingga tarian-tarian tradisional seperti Tari Dayak dan Reog Ponorogo – adalah cerminan dari kekayaan budaya yang dirawat di balik dinding pesantren. Ini membuktikan bahwa pendidikan di Darul Hijrah tidak hanya mencetak insan agamis, tetapi juga individu yang menghargai dan melestarikan warisan bangsa.

Tenacious Generation Al Jailul Azim: Amanat dan Harapan

Hal yang paling berkesan, menurut saya, adalah peresmian angkatan baru yang dinamai “Tenacious Generation Al Jailul Azim.” Nama ini bukan sekadar label, melainkan sebuah amanat. “Generasi yang tak kenal lelah dan tak kenal menyerah” dalam memimpin umat. Pesan ini tersemat dalam setiap langkah parade mereka, menunjukkan kesiapan untuk menghadapi tantangan. Apel tahunan ini adalah panggung pertama bagi mereka untuk menunjukkan jati diri, sebuah pengingat bahwa mereka adalah penerus estafet perjuangan.

Apel Tahunan: Ekosistem Pendidikan yang Holistik dan Filosofis

Parade klub dan organisasi, seperti Jurnalistik, Pramuka, dan bahkan klub Bahasa Inggris dan Arab, juga menunjukkan ekosistem pendidikan yang holistik. Setiap santri diberikan wadah untuk mengembangkan bakat dan minat di luar kurikulum formal. Mereka bukan hanya hafal Al-Quran dan hadits, tetapi juga mampu menuangkan ide, berkomunikasi dalam bahasa global, dan berkarya dalam seni.

Sebagai penutup, Apel Tahunan ini lebih dari sekadar acara seremonial. Ia adalah sebuah pernyataan filosofis. Pondok Pesantren Darul Hijrah sedang menenun masa depan dengan benang-benang disiplin, kebersamaan, dan spiritualitas. Melalui apel tahunan ini, kami diingatkan bahwa tugas kami bukan hanya belajar, tetapi juga menjadi agen perubahan, menjadi “Tenacious Generation Al Jailul Azim” yang siap memimpin dan menebar manfaat bagi masyarakat.

Penulis : Wildan Rahimi (Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda)