penyampaian kuliah umum kepondokan oleh pimpinan pondok darul hijrah cindai alus tentang kesederhanaan

Kesederhanaan Menghantar Suka yang Abadi

Please follow and like us:

Kuliah Kepondokan merupakan salah satu rangkaian kegiatan penting dalam tradisi pesantren, yang kerap diadakan pada momentum awal tahun pelajaran baru. Di Pondok Pesantren Darul Hijrah, kegiatan ini menjadi bagian dari Khutbatul ‘Arsy atau masa pengenalan lingkungan pondok. Tahun ini, kuliah kepondokan dilaksanakan pada 12–13 Agustus 2025 dengan tujuan memperkenalkan lingkungan pondok serta memberikan bekal fundamental mengenai pendidikan pesantren kepada santri baru. Bukan sekadar formalitas, acara ini menjadi pintu masuk bagi santri untuk memahami nilai, budaya, sekaligus arah perjalanan mereka selama menempuh pendidikan di pesantren.

Dalam salah satu sesi babak kedua, Pimpinan Pondok 1, KH. Muhammad Nasrul Mahmudi, menyampaikan materi yang sarat makna. Beliau menekankan bahwa santri harus memiliki panca jiwa, dan salah satunya adalah kesederhanaan. Ungkapan ini seolah menegaskan kembali bahwa sederhana bukan hanya sebuah sikap, tetapi juga sebuah prinsip hidup yang menjadi moto utama santri Darul Hijrah. Dalam suasana kebersamaan, pesan itu terasa hangat sekaligus meneguhkan, bahwa di balik segala gemerlap dunia, nilai kesederhanaanlah yang justru menguatkan manusia dalam menapaki jalan panjang kehidupannya.

Kesederhanaan sebagai Prinsip Hidup Santri

Kesederhanaan memang sering dipandang sebelah mata di tengah kehidupan modern yang penuh dengan tuntutan gaya hidup. Banyak orang hari ini labil dalam menempatkan kebutuhan dan keinginan. Tidak jarang, keinginan dipaksakan seolah-olah menjadi kebutuhan, hingga akhirnya sulit untuk merasa cukup dan bersyukur.

Padahal, Allah telah menegaskan dalam Q.S. Hud ayat 6:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ ۝٦

Artinya: Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).

Dari ayat ini, Allah telah menjamin rezeki bagi seluruh makhluk-Nya. Artinya, manusia sebenarnya tidak perlu hidup dalam kecemasan berlebih, sebab apa yang diberikan Allah sudah cukup bagi mereka. Yang menjadi persoalan bukan kurangnya rezeki, melainkan berlebihnya keinginan.

Kesederhannaan, Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati

Kesederhanaan hadir sebagai obat dari kegelisahan semu tersebut. Ia mengajarkan kita untuk menerima dengan lapang dada, menikmati dengan rasa syukur, dan menjalani hidup tanpa beban kompetisi yang tidak perlu. Kesederhanaan tidak membuat seseorang kehilangan martabat, justru menambah kebeningan jiwa dan keteduhan hati. Bagi seorang santri, nilai ini bukan sekadar pelajaran moral, melainkan jalan hidup yang akan membentuk karakter mereka di masa depan. Dengan sederhana, seseorang mampu melihat esensi daripada sekadar penampilan.

Lebih jauh, kesederhanaan menjadi modal utama santri sebagai agen perubahan. Mereka dididik dengan fondasi keagamaan yang kokoh, yang akan menjadi bekal berharga saat kembali ke masyarakat. Pasca menyelesaikan pendidikan di pesantren, santri diharapkan tampil sebagai pemimpin, bukan hanya dalam arti struktural, tetapi juga dalam arti moral—menjadi teladan bagi lingkungannya. Nilai kesederhanaan yang mereka bawa akan menjadi cahaya, yang menuntun masyarakat untuk hidup lebih seimbang, adil, dan penuh rasa syukur.

Pada akhirnya, santri adalah pilar bangsa yang memikul harapan besar. Kehadiran mereka di tengah masyarakat akan menjadi pengaruh baik, layaknya lentera yang menerangi dalam kegelapan. Kesederhanaan yang mereka junjung akan menghantarkan pada suka yang abadi, karena bahagia sejati tidak pernah lahir dari tumpukan harta atau kemewahan, melainkan dari hati yang lapang dan jiwa yang bersyukur. Dan di situlah pesan utama kuliah kepondokan: mengingatkan bahwa hidup sederhana bukan berarti kekurangan, melainkan jalan menuju kebahagiaan yang sejati.


Penulis : Muhammad Adi Bagus Setiawan

(Mahasiswa UINSI Samarinda Kelas Khusus Internasional (KKI) PAI)


Baca Juga
  1. Scout Competition 2025 : Pondok Darul Hijrah Borong Hadiah
  2. Ramah Tamah Pimpinan Pondok Darul Hijrah dan Insan Madani: Menjalin Silaturrahim yang Menghidupkan Sunnah
  3. Silaturahmi Bersama & Pelantikan IKPDH KalTeng
  4. HALTE ANGKUTAN UMUM – Sinergi Dishub Banjar dan Darul Hijrah
  5. Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80 di Pondok Darul Hijrah

 

 

Please follow and like us:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *