Panggung Gembira sebagai Media Pendidikan dan Ekspresi
Martapura, 10 Juli 2025 – Panggung Gembira akan kembali digelar di Pondok Darul Hijrah Cindai Alus. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan oleh santri akhir TMI sebagai bagian dari tradisi tahunan Pondok Darul Hijrah. Panggung gembira menjadi ruang ekspresi dan pengembangan kreativitas santri dalam bentuk pertunjukan yang sarat makna.
Panggung Gembira bukan sekadar ajang hiburan. Di balik panggung, tersembunyi proses pendidikan karakter yang mendalam. Setiap penampilan dirancang mengandung nilai-nilai moral, budaya pesantren, dan edukasi. Hal ini sejalan dengan filosofi pondok, bahwa seni bisa menjadi alat dakwah yang kuat bila dikemas dengan bijak.
Yang membuat kegiatan ini semakin istimewa adalah kolaborasi lintas angkatan. Santri-santri dari kelas bawah turut dilibatkan dalam persiapan teknis, produksi, hingga tampil di atas panggung. Interaksi ini membangun ukhuwah dan memperkuat budaya kerja sama antarsantri. Di sinilah Panggung Gembira menjadi wadah pembelajaran yang menyeluruh, bukan hanya bagi panitia, tapi juga bagi seluruh peserta.
Baca Juga
- Bersih-Bersih Pondok Pesantren Latih Kedisiplinan Santri
- NIAT KE PONDOK: Tolabul Ilmi Bukan Tolabul Fasl
- LATIHAN BARIS BERBARIS: Membangun Disiplin Sejak Hari Pertama
-
Taujihad APEL TAHUNAN: Penguatan Ruhiyah Panitia Menuju Suksesnya Kegiatan
Pengarahan Awal Panggung Gembira 639
Hari ini dilaksanakan pengarahan awal atau taujihad pertama bagi seluruh panitia. Kegiatan ini dipandu oleh tiga pembimbing utama: Ust. Abdul Rasyid, Ust. Arsyad, dan Ust. Sulaiman Badali. Ketiganya membimbing langsung teknis persiapan, pembentukan struktur panitia, serta pengelolaan anggaran.
Taujihad ini disebut sebagai titik tolak penting karena menentukan arah dan kualitas penyelenggaraan. Dalam pengarahan tersebut, para pembimbing menegaskan bahwa suksesnya panggung gembira tidak hanya dinilai dari penampilan luar. Lebih dari itu, proses internal seperti kekompakan, kedisiplinan, dan keseriusan seluruh santri akhir dalam menjalankan tugas sangat menentukan.
Tahun ini, kegiatan resmi mengusung nama Panggung Gembira 639, sesuai dengan angkatan santri akhir yang menjadi pelaksana. Semua konsep acara, tema, naskah, dan skenario berada di bawah tanggung jawab penuh mereka. Inilah panggung nyata untuk menguji kedewasaan dan rasa tanggung jawab yang telah ditanamkan di pondok selama enam tahun lebih mereka menimba ilmu.
Dana Mandiri dan Jiwa Kepemimpinan Santri
Kepanitiaan ini memiliki sistem pendanaan yang bersumber dari kontribusi internal santri akhir. Di samping itu, panitia juga membuka kesempatan untuk menerima sponsorship dan donasi sukarela yang tidak mengikat. Pola ini mengajarkan kemandirian, profesionalisme, serta keterampilan manajerial sejak dini.
Lewat sistem ini, santri tidak hanya belajar tampil. Mereka juga belajar mengelola keuangan, berkomunikasi dengan pihak luar, menyusun proposal, dan melakukan negosiasi. Semua proses ini adalah bagian dari pendidikan nyata yang menyatu dengan visi pondok: mencetak pribadi yang tangguh, cerdas, dan mampu menghadapi tantangan zaman.
Harapan besar tertumpu pada Panggung Gembira 639. Tidak hanya sebagai ajang penampilan seni, tetapi juga sebagai sarana menguatkan mental, mempererat ukhuwah, dan membentuk kepemimpinan sejati. Dengan semangat gotong royong, dedikasi tinggi, dan bimbingan para ustadz, Panggung Gembira 639 diyakini akan memberi kesan mendalam bagi seluruh warga pondok dan masyarakat sekitar.
Foto dengan resolusi terbaik silahkan klik Unduh
ÂÂÂÂÂView this post on InstagramÂÂÂÂÂÂÂÂÂÂÂ
ÂÂÂÂÂView this post on InstagramÂÂÂÂÂÂÂÂÂÂÂ